Liputan6.com, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk serangan pada tanggal 3 November 2023 di dekat tiga fasilitas kesehatan di Kota Gaza dan Provinsi Gaza Utara. Ketiga rumah sakit yang dimaksud yakni Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Al-Quds, dan Rumah Sakit Indonesia.
Menurut laporan, ketika terjadi serangan di pintu masuk Rumah Sakit Al-Shifa, ambulans sedang mengevakuasi pasien yang terluka parah dan sakit ke rumah sakit di selatan Jalur Gaza.
Berdasarkan laporan awal, sedikitnya tiga belas orang tewas dan lebih dari 60 orang terluka akibat serangan terhadap rumah sakit di Gaza tersebut. Selain itu, infrastruktur rumah sakit dan satu ambulans mengalami kerusakan.
Serangan ini menambah kerusakan dari kejadian sebelumnya yang mengakibatkan kerusakan pada ambulans lain dalam konvoi yang sama.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina telah mengirimkan permohonan agar konvoi ambulans yang membawa pasien yang terluka dan sakit dari rumah sakit dapat berjalan dengan aman. Ini karena konvoi tersebut merupakan upaya untuk mengurangi beban di rumah sakit, yang sudah jauh melebihi kapasitas tempat tidurnya dan juga menyediakan tempat berlindung bagi ribuan orang yang mengungsi.
Selain serangan di Rumah Sakit Al-Shifa, dua serangan lainnya terjadi pada hari yang sama di Rumah Sakit Al-Quds, yang mengakibatkan sedikitnya 21 orang terluka. Serangan berikutnya dilaporkan terjadi di dekat Rumah Sakit Indonesia, dikutip dari keterangan resmi WHO yang diterima Liputan6.com.
WHO berpendapat, serangan terhadap layanan kesehatan, termasuk menargetkan rumah sakit dan membatasi pengiriman bantuan penting seperti pasokan medis, bahan bakar, dan air, mungkin merupakan pelanggaran terhadap Hukum Humaniter Internasional.
Terkait konflik Israel-Palestina, WHO mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi semua pekerja kesehatan, pasien, transportasi kesehatan, dan fasilitas kesehatan.