Menurut Edy Wuryanto, kasus antraks di Indonesia bukanlah hal baru. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa kasus antraks telah dilaporkan. Yang baru-baru ini terjadi di Gunungkidul tahun 2019.
Selain itu, spora bakteri Bacillus Anthracis dapat bertahan di lingkungan selama puluhan tahun. Sehingga kasus antraks di beberapa daerah biasanya kambuh.
“Namun, harus ada sesuatu yang dipelajari dari kasus-kasus yang muncul. Misalnya bagaimana merawat bangkai hewan yang mati karena anthrax,” kata Edy.
Sosialisasi ke Lapangan
Untuk mengatasi kasus antraks, lanjut Edy, jangan hanya menggunakan kaca mata medis. Anggota DPR dari Dapil Jateng III itu mengusulkan, pemberantasan antraks juga harus dibarengi dengan peningkatan ekonomi dan pengetahuan warga.
Jaring pengaman sosial salah satunya BPJS Kesehatan dapat diperluas secara masif agar masyarakat tidak jatuh miskin.
“Sosialisasi dan yang terpenting lebih sering ke lapangan. Tidak hanya saat kasus ini ada, menjadi heboh dan kemudian menghilang,” pungkas Edy.