Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kini hanya memiliki sisa waktu 10 bulan untuk mencapai target penurunan angka stunting 14 persen.
Mengingat waktu semakin sempit, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso mendorong semua pihak untuk lakukan upaya maksimal.
“Butuh upaya maksimal untuk mengejar target prevalensi stunting 14 persen. Waktunya, kalau kita hitung tinggal 10 bulan lagi,” kata Sukaryo dalam FGD di Markas Besar TNI di Cilangkap, Kamis 19 Oktober 2023.
“Tahun 2024 tidak berarti 12 bulan. Tetapi ini tidak kurang dari 10 bulan. Bulan ini (Oktober 2023), hitungan waktu untuk mengejar target 14 persen tinggal 10 bulan lagi. Karena bulan Agustus 2024, Tim Survei sudah mulai mendata prevalensi stunting. Jadi waktunya hanya tinggal 10 bulan lagi,” kata Teguh.
Karena itu, Teguh mengajak semua pihak untuk bekerja keras dan membuat terobosan-terobosan dalam menurunkan stunting.
Menurut Teguh, berdasarkan data empiris, prevalensi stunting dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren menurun.
Data yang dikeluarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan, pada 2007 angka prevalensi stunting sebesar 36,8 persen. Prevalensi sempat naik pada 2013 menjadi 37,2 persen.
Sejak 2018 angkanya menunjukkan tren menurun yakni 30,8 persen (2018), 27,7 persen (2019), 24,4 persen (2021), dan 21,6 persen (2022).
“Kita bersyukur ikhtiar pemerintah sudah banyak dilakukan. Tren prevalensi stunting terus turun. Tahun 2023 ini kita targetkan turun 3,8 poin jadi 17,8 persen,” kata Teguh.
Dengan program Si Amazing Kabupaten Bengkulu Utara berhasil mengentaskan stunting di Provinsi Bengkulu.