Liputan6.com, Jakarta – Ketika seseorang menginvestasikan seluruh energi pada seseorang yang dikagumi hal itu menjadi tak sehat. Lantaran, seseorang seharusnya mengarahkan energi untuk dimanfaatkan dengan lebih baik
Namun, jika pikiran dan perilaku yang muncul atau dilakukan terus-menerus dan sulit dihilangkan sampai mengganggu kehidupan itu namanya obsesi. Dan, cinta yang sehat seharusnya tidak obsesif.
Pakar hubungan pun mengingatkan agar bisa berhenti menjadi sosok terobsesi pada seseorang seperti dikutip dari Mindbodygreen pada Minggu, (5/11/2023).
1. Kamu layak mendapatkan cinta
Menurut terapis dan pakar hubungan Ken Page, LMFT, obsesi terhadap seseorang sering kali muncul dari rendahnya harga diri. Dengan kata lain, diri menganggap tidak bisa dicintai dan tidak akan pernah menemukan orang yang benar-benar menghargai dan menyayangi diri ini. Maka, tugas kita adalah mencari area-area di mana kita meragukan diri sendiri.
“Di area mana kita yakin tidak bisa dicintai? Hal-hal apa yang kita katakan pada diri sendiri sebagai alasan orang tersebut tidak mencintai kita seperti yang diinginkan?” saran Ken.
Dari sana, temukan cara untuk mencintai bagian-bagian diri. Ketahuilah bahwa meskipun tidak bisa memenangkan hati semua orang, nyatanya memang tidak perlu melakukan itu.