Liputan6.com, Cimahi Banyak pertanyaan dari keluarga pasien, apakah tetap bisa ejakulasi meski sudah menjalani vasektomi? Pertanyaan ini menjadi salah satu yang kerap ditanyakan sebelum pasien melakukan vasektomi, menurut dokter spesialis urologi Irvan Octavian.
Sembari tersenyum, Irvan menerangkan, para suami tidak perlu cemas dengan tindakan vasektomi atau lebih dikenal dengan kontrasepsi Metode Operasi Pria (MOP). Prosedur ini dilakukan dengan memotong dan menyegel saluran yang membawa pasokan sperma ke air mani.
“Ejakulasi itu yang paling tinggi adalah keluarnya cairan gula yang dihasilkan oleh vesikula seminalis atau tempat penghasil gulanya. Kemudian berikutnya dari epididimis, dan dari prostat,” Irvan saat ditemui Health Liputan6.com di Klinik Kesdam Siliwangi, Kota Cimahi, Jawa Barat, ditulis Sabtu (28/10/2023).
“Nah, yang kita ikat ini hanya saluran ke servernya atau saluran pengangkut dari spermanya, sehingga cairan dari prostat masih keluar. Cairan dari yang lainnya masih keluar, jadi ejakulasi dan sensasinya masih ada.”
Saluran Diikat agar Sperma Tak Mengalir
Secara rinci, vesikula seminalis adalah pasangan kelenjar yang terletak di bagian belakang-bawah kantung kemih dari pria. Kelenjar ini dapat menyekresikan cairan untuk membentuk air mani. Sekitar 70 persen dari cairan mani manusia berasal dari vesikula seminalis.
Epididimis adalah saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis) yang menempel pada bagian belakang testis (buah zakar).
Pada vasektomi konvensional, dokter bedah akan membuat sayatan pada kedua sisi skrotum, yaitu bagian atas skrotum dan bagian bawah penis. Kemudian saluran (vas deferens) di dalamnya akan diikat sehingga sperma tidak dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen.