Liputan6.com, Jakarta Berada di cuaca panas terkadang membuat beberapa orang lebih mudah tersinggung. Sibuk ngadem atau kipas angin karena akan menurunkan suhu tubuh sehingga menjadi lebih rendah.
Ternyata, itu wajar untuk dirasakan. Sebuah studi baru dari University of Roehampton, Inggris dapat menjelaskan penyebabnya.
Para peneliti menemukan bahwa tubuh manusia berisiko kehilangan fungsi optimalnya jika berada pada suhu lebih dari 40 derajat Celcius. Sebab, tubuh akan bekerja lebih keras jika berada di suhu panas.
“Temuan ini tampaknya menjelaskan lebih banyak tentang respons tubuh terhadap panas dan kelembapan yang berkelanjutan, dan pada sifat dan mekanisme peningkatan laju metabolisme yang terjadi sebagai respons terhadap kondisi seperti itu,” kata ilmuwan bioinformatika, analis sumber daya dan spesialis data biomedis, National. Institut. of Health, Dr. J. Wes Ulm mengutip Medical News Today, Sabtu (8/7/2023).
Mekanisme Tubuh Saat Kepanasan
Seperti diketahui, zona termonetral biasanya dijadikan patokan dimana tubuh tidak perlu meningkatkan laju metabolisme dan mengeluarkan energi lebih untuk mempertahankan suhu idealnya. Kira-kira sekitar 37 derajat Celcius.
Jika Anda berada di zona termonetral pada batas bawah sekitar 28 derajat Celcius, tubuh akan mengeluarkan lebih banyak energi untuk mempertahankan suhu ideal tanpa disadari melalui kontraksi pada otot-otot utama.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, tubuh menggunakan mekanisme lain untuk mendinginkannya. Seperti dengan berkeringat, misalnya.
Berdasarkan data terbaru Siskohat Kemenag, Jumat (16/6/2023) pukul 09.28 Waktu Arab Saudi, tercatat 68 jemaah haji Indonesia meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 30 jemaah yang meninggal berada di luar kategori risiko kesehatan tinggi (risti). Salah…