Liputan6.com, Jakarta Selama bertahun-tahun belakangan, manusia telah diingatkan tentang dampak perubahan iklim (climate change) yang terus terjadi. Sebagian besar menyoroti dampak perubahan iklim pada lingkungan.
Namun, di sisi lain, perubahan iklim sebenarnya turut memengaruhi kesehatan, khususnya dapat menurunkan kekebalan tubuh atau sistem imunitas manusia.
Profesor kedokteran sekaligus ahli penyakit dalam University of California, San Francisco (UCSF) yang mewakili Pan American Health Organization (PAHO), Dr Sheri Weiser mengungkapkan bahwa perubahan iklim berdampak langsung pada imunitas manusia.
“Jika kita berpikir tentang bagaimana perubahan iklim memengaruhi sistem kekebalan tubuh, ada dampak langsung termasuk dari tekanan panas, kebakaran hutan, dan radiasi sinar UV,” ujar Weiser mengutip webinar yang tayang pada laman Science, Rabu (26/7/2023).
“Ada banyak literatur yang membahas tentang bagaimana polusi udara bisa menumpulkan respons kekebalan. Semua itu bisa langsung menurunkan respons imun kita,” sambungnya.
Perubahan Kondisi Lingkungan
Weiser menambahkan, terjadinya peristiwa cuaca ekstrem, selain dari aktivitas manusia, dapat mengubah keanekaragaman hayati tanah. Hal itu pada gilirannya dapat memengaruhi mikrobioma manusia.
“Ada risiko segala macam penyakit dari mikrobioma yang berubah. Seperti penyakit autoimun dan penyakit radang lainnya, kardiometabolik dan bahkan neurologis, dan masalah kesehatan mental karena aktivasi sistem kekebalan tubuh kita,” kata Weiser.
Selain itu, perubahan iklim turut memengaruhi bagaimana virus dan bakteri dapat menjadi lebih menular pada manusia.
Dalam pengendalian perubahan iklim, Liputan6.com melakukan gerakan konkret membuat Climate Project. Climate Project adalah upaya Liputan6.com untuk menyelamatkan bumi melalui penyampaian berita yang mudah dimengerti oleh masyarakat.