Jeruk Jaffa terkenal akan rasanya yang manis, penuh, dan mudah dikupas. Bua ini menjadi komoditi ekspor Palestina selama
Saad tidak yakin apakah kampanyenya akan coba dihentikan oleh sayap kanan, sehingga dia memutuskan menyembunyikan rencanannya. Meski demikian, Saad mengatakan mendapat dukungan yang sangat besar. Lebih dari 1.300 aktivits menyumbang untuk tujuan tersebut.
Jeruk Jaffa terkenal akan rasanya yang manis, penuh, dan mudah dikupas. Bua ini menjadi komoditi ekspor para petani dan pengusaha Palestina sebelum peristiwa Nakba. Petaka yang terjadi pada 1948 ketika negara Israel dibentuk menyebabkan lebih dari 750 ribu warga Palestina terusir dari desa dan kota tempat mereka tinggal selama berabad-abad.
Jeruk Jaffa menjadi simbol identitas nasional bidang sastra dan seni Palestina. Novelis sekaligus jurnalis Palestina Ghassan Kanafani menggunakan jeruk sebagai lambang kehilangan dalam cerita pendeknya pada 1958 yang mengisahkan peristiwa Nakba berjudul The Land of Sad Oranges.
Zaitun
Seperti juga jeruk dan semangka, zaitun ikut menjadi simbol perlawanan Palestina. Pohon yang bisa ditemukan di seluruh Palestina itu diasosiasikan dengan identitas bangsa mereka karena mewakili hubungan mendalam warga dengan tanah air mereka.
Bagi warga Palestina, panen zaitun merupakan sumber pendapatan yang penting. Tak hanya dijadikan minyak, bahan kosmetik dan sabun, zaitun juga menjadi bagian penting dalam hidangan Palestina.
Selama beberapa tahun terakhir, pohon-pohon zaitun Palestina telah diserang oleh pemukim Israel di Tepi Barat. Menurut PBB, lebih dari 5 ribu pohon zaitun Palestina di wilayah Tepi Barat dirusak selama 2023.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemukim menyerang warga Palestina saat panen zaitun, yang biasanya jatuh pada Oktober dan November. Pada suatu hari saja di bulan Oktober 2021, Al Jazeera melaporkan bahwa pemukim Israel mencabut 900 pohon zaitun dan aprikot, serta mencuri tanaman zaitun di desa Sebastia, sebelah utara Nablus.
Terong
Battir adalah wilayah Palestina yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal akan terongnya. Bahkan, secara berkala diadakan festival terong.
Edward Said dalam sebuah fotonovel tentang identitas Palestina berjudul After the Last Sky, mendedikasikan beberapa halaman khusus membahas terong khususnya yang berasal dari Battir.
Bagi Said, terong adalah salah satu cara dirinya terhubung dengan Palestina meski tinggal di Amerika Serikat. Dia menjalani sebagian besar hidupnya sebagai orang buangan. Pada saat buku tersebut ditulis, Said masih menjadi anggota PLO, sehingga Israel melarang dia memasuki tanah airnya.