haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69

Polusi Udara dan Gelombang Panas Bisa Picu Kelahiran Prematur

Polusi Udara dan Gelombang Panas Bisa Picu Kelahiran Prematur

Liputan6.com, Jakarta Dokter kandungan di California, Santosh Pandipati menasihati ibu hamil untuk selalu memeriksa kualitas udara sebelum mereka keluar rumah. Terutama ketika bencana kebakaran hutan terjadi.

“Anda perlu merencanakan aktivitas luar ruangan saat kualitas udara lebih baik,” katanya mengutip The Washington Post, Kamis (10/8/2023).

Nasihat Pandipati bukan tanpa alasan, dia sadar bahwa perubahan iklim memengaruhi kesehatan manusia. Seperti diketahui, ibu hamil serta janin adalah kelompok rentan.

Dia menambahkan, tidak perlu bencana untuk menciptakan masalah. Paparan suhu panas dan polusi udara yang berkelanjutan pun dapat meningkatkan risiko masalah kehamilan seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

Studi menyebutkan, sekitar 7.000 kelahiran prematur di California berkaitan dengan paparan asap kebakaran hutan.

Pada 2016, American College of Obstetricians and Gynecologists mengeluarkan pernyataan tentang perubahan iklim dan menyebutnya sebagai “masalah kesehatan wanita yang mendesak dan tantangan kesehatan masyarakat yang utama.”

Polusi Udara dan Gelombang Panas

Di tengah perubahan luas yang terjadi di lingkungan, polusi udara dan gelombang panas telah dikaitkan secara signifikan dengan kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan lahir mati di Amerika Serikat.

Data ini merupakan hasil tinjauan tahun 2020 yang diterbitkan di JAMA Network Open. Dan paparan seperti itu menjadi semakin umum. DeNicola, seorang dokter kandungan di Sistem Kesehatan Johns Hopkins di Washington, adalah salah satu penulis ulasan tersebut.

Dalam pengendalian perubahan iklim, Liputan6.com melakukan gerakan konkret membuat Climate Project. Climate Project adalah upaya Liputan6.com untuk menyelamatkan bumi melalui penyampaian berita yang mudah dimengerti oleh masyarakat.