Liputan6.com, Jakarta – Dampak polusi udara bukan hanya mengancam orang dewasa tapi juga anak-anak. Sejumlah penelitian bahkan memperkirakan bahwa terdapat hubungan antara polusi udara dengan gangguan alergi pernapasan hingga infeksi pada anak.
Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan bahwa pada 2019 terdapat 28,14 kematian per 100 ribu populasi anak di Indonesia yang berhubungan dengan paparan polutan udara.
Pada akhirnya menjadikannya sebagai faktor risiko ketiga terbesar untuk mortalitas dan morbiditas pada anak di bawah 5 tahun.
Sebuah penelitian terbaru berjudul The Notorious Triumvirate in Pediatric Health: Air Pollution, Respiratory Allergy, and Infection telah menunjukkan tentang rentannya anak menghadapi masalah kesehatan yang disebabkan polusi udara, seperti alergi.
Kenapa Polusi Udara Punya Hubungan Alergi pada Anak?
Sebab, alergi terjadi sebagai bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya meski sebenarnya tidak.
Polusi udara memicu sitokin pro-inflamasi yang dapat memperburuk peradangan alergi pada saluran pernapasan.
Menurut penelitian tersebut, keseimbangan dan variasi mikrobiota usus perlu dijaga untuk mengurangi dampak buruk polusi udara pada anak-anak.
Hal ini karena mikrobiota usus memiliki peran penting bagi kesehatan anak, seperti mendukung perkembangan saraf, memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi, serta metabolisme pada anak.
Peneliti Dampak Polusi Udara terhadap Anak
Salah seorang peneliti yang terlibat dalam studi tersebut, Prof Dr dr Anang Endaryanto SpA(K) MARS mengatakan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap polusi udara.
Secara fisiologis, lanjut Anang, organ tubuh si Kecil seperti otak dan paru-paru masih dalam tahap pertumbuhan.
“Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan akibat polusi udara,” kata Anang dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu 16 September 2023.
“Di lingkungan yang kurang bersih, anak-anak akan lebih banyak terpapar polusi udara, terutama karena mereka sering berada di luar ruangan,” dia menambahkan.