Liputan6.com, Jakarta Myelofibrosis adalah jenis kanker sumsum tulang yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi sel darah. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan jaringan parut di sumsum tulang sehingga membuat produksi sel-sel darah terganggu.
Untuk diketahui sumsum tulang memiliki tekstur yang lembut seperti spons, terletak di dalam tulang yang berisi sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit. Normalnya sel darah putih berfungsi melawan infeksi, sel darah merah sebagai pembawa oksigen, dan trombosit berperan untuk pembekuan darah.
Pada myelofibrosis, sumsum tulang tumbuh abnormal sehingga memengaruhi proses produksi sel darah.
“Jika dibiarkan terus menerus, sel yang tumbuh abnormal akan terus berproduksi sehingga menyebabkan fibrosis yang menghambat proses pertumbuhan sel darah yang normal,” melansir Verywell Health.
Jenis Myelofibrosis
Myelofibrosis terbagi menjadi dua yakni:
Myelofibrosis Primer
Myelofibrosis primer terjadi secara spontan dan tidak dipengaruhi oleh kondisi sumsum tulang sebelumnya.
Myelofibrosis Sekunder
Myelofibrosis sekunder terjadi karena adanya pengaruh kondisi sumsum tulang sebelumnya, khususnya pada polisitemia vera (sel darah merah terlalu banyak) dan trombositemia esensial (produksi trombosit terlalu banyak).
Gejala Myelofibrosis
Penderita yang mengalami myelofibrosis sering kali tidak merasakan gejala pada awal kemunculan penyakit. Namun, seiring memburuknya gangguan pada produksi sel darah di sumsum tulang, penderita akan merasakan gejala anemia, seperti pucat dan kelelahan, serta mudah berdarah.
Beberapa gejala yang biasa muncul yakni:
Merasa lelah
Sakit kepala
Keringat malam
Mudah memar dan berdarah
Nyeri sendi
Sakit tulang dan perut
Terjadi pembesaran pada organ seperti limpa dan hati.
5 Manfaat Rutin Donor Darah