Liputan6.com, Jakarta Hampir 60 persen pasien transplantasi ginjal tidak serius melakukan perawatan pasca cangkok atau transplantasi ginjal. Hal ini disampaikan Ketua Perhimpunan Transplantasi Indonesia Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, SpPD-KGH.
Maruhun menyebut pasien yang abai biasanya lantaran merasa kondisi kesehatannya sudah membaik. Sehingga tidak melakukan pengobatan secara teratur. Padahal, pengobatan pasien transplantasi ginjal mutlak sepanjang hidup.
Perawatan pasca transplantasi ginjal perlu dilakukan secara optimal, mengingat prosedur ini termasuk operasi yang cukup berat.
Meski pasien transplantasi ginjal tidak perlu lagi menjalani hemodialisis atau cuci darah seumur hidup, pengobatan rutin diperlukan mengingat ada berbagai risiko yang wajib diperhatikan.
Risiko yang muncul seperti infeksi perut, penurunan imun akibat obat imunosupresan. Lalu, tetap ada kemungkinan menurunnya fungsi ginjal akibat gaya hidup yang tidak sehat dan terparah kemungkinan penolakan ginjal.
“Artinya itu kan benda asing, ginjal yang dipasang itu bukan ginjal dia, masuk ke dalam tubuhnya. Nah tubuhnya itu kan beradaptasi, kalau tubuh menganggap dia benda asing dan kalau tidak ditekan dengan obat immunosupresen, akan terjadi penolakan,” jelas Maruhum.