Liputan6.com, Jakarta – Pneumonia atau kerap disebut masyarakat awam sebagai paru-paru basah merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan paru
Mengutip dari KlikDokter, peradangan tersebut menyebabkan alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan sehingga paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik.
Pneumonia dapat menginfeksi satu atau kedua paru-paru. Seseorang juga mungkin mengalami kondisi ini tetapi tidak menyadarinya.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, kualitas udara Jakarta yang memburuk turut menyumbang atas peningkatan kasus pneumonia.
“Kanker paru, tuberkulosis (TB), paru kronis, asma, dan pneumonia merupakan penyakit pernapasan. Di kita sendiri, khususnya di Jakarta, sebelum pandemi COVID-19 sekitar 50.000 orang yang mengalami penyakit tersebut,” kata Menkes Budi saat ditemui Health Liputan6.com di sela-sela acara ‘ASEAN Finance and Health Ministerial Meeting’ di Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Kamis 24 Agustus 2023.
“Dan sekarang naik hingga 200.000 kasus. Itu ada akibatnya juga karena polusi udara,” ujarnya.
Pneumonia dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, dua kelompok usia yang berisiko tertinggi adalah anak-anak yang berusia kurang dari 2 tahun serta lansia (di atas 65 tahun).
Faktor risiko lainnya termasuk:
Rawat inap. Anda berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jika dirawat inap, terlebih jika menggunakan alat bantu bernapas (ventilator).
Penyakit kronis. Penderita asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau penyakit jantung lebih berisiko terkena pneumonia.
Perokok. Merokok dapat merusak sistem kekebalan alami tubuh terhadap bakteri dan virus penyebab pneumonia.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang yang memiliki HIV / AIDS, pernah menjalani transplantasi organ, serta menerima kemoterapi atau steroid jangka panjang lebih berisiko terinfeksi.
Adapun gejala pneumonia umum menurut WebMD meliputi:
Nyeri dada ketika bernapas atau batuk
Batuk berdahak
Kelelahan dan kehilangan nafsu makan
Demam, berkeringat, dan menggigil
Mual, muntah, dan diare
Sesak napas
Bayi kemungkinan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Atau, ia mungkin muntah, demam dan batuk, serta tampak gelisah atau lelah.