Liputan6.com, Jakarta – Gingivitis adalah bentuk penyakit gusi reversibel atau hilang timbul yang disebabkan oleh penumpukan plak pada permukaan gigi. Kondisi ini menyebabkan peradangan gusi sehingga disebut pula radang gusi.
Masalah radang gusi sebetulnya tidak merusak, tapi jika tidak diobati dapat berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut periodontitis.
“Kebersihan mulut secara teratur, termasuk kunjungan berkala ke dokter gigi, adalah cara pencegahan terbaik,” dikutip dari Verywell Health pada Rabu 9 Agustus 2023.
Studi menunjukkan bahwa lebih dari separuh orang dewasa di Amerika Serikat mengalami radang gusi.
Oleh sebab itu, penting untuk mengenali tanda dan gejala gingivitis dan mencari pengobatan untuk melindungi gigi serta kesehatan secara keseluruhan.
Gingivitis ditandai dengan radang gusi. Tanda-tanda peringatan dini sering diabaikan sebagai bagian dari penuaan yang alami.
Akibatnya, beberapa orang hanya mengambil tindakan ketika gejala serius berkembang.
Apa Saja Gejala Gingivitis
Menurut American Dental Association, gejala gingivitis paling umum meliputi:
Gusi merah dan bengkak
Nyeri gusi
Pendarahan setelah menyikat gigi dan flossing (pembersihan gigi dengan benang)
Ada plak pada gigi
Ada karang gigi
Bau mulut.
“Jika tidak diobati, gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis, suatu bentuk lanjutan dari penyakit gusi yang dapat menyebabkan kerusakan tulang yang tidak dapat diperbaiki dan resesi (gusi merosot).”.
Penyakit gusi lanjut yang tidak diobati dapat menyebabkan sakit gigi atau sensitivitas, gigi goyang, perubahan gigitan, kehilangan gigi, dan infeksi lokal yang dapat menjadi sistemik (memengaruhi jaringan atau organ lain).