haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69
haha69

Konsumsi Gula Berlebih Tingkatkan Risiko Gigi Berlubang, Gimana Cara biar Tetap Sehat?

Konsumsi Gula Berlebih Tingkatkan Risiko Gigi Berlubang, Gimana Cara biar Tetap Sehat?

Liputan6.com, Yogyakarta Persoalan gigi berlubang dari tahun ke tahun masih dialami oleh begitu banyak orang. Hal itu berjalan seiringan dengan adanya peningkatan dalam hal konsumsi gula di masyarakat.

Padahal, konsumsi gula berlebih dikaitkan dengan risiko gigi berlubang. Pendapat selaras diungkapkan oleh Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg Usman Sumantri.

Usman mengungkapkan bahwa gigi berlubang dapat disebabkan karena adanya sisa makanan atau minuman manis yang menempel pada gigi. Alhasil, dari sana, bakteri bisa berkembang dengan lebih cepat.

“Perlu diketahui, sisa makanan atau minuman manis pada gigi menyebabkan bakteri berkembang lebih cepat,” ujar Usman dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2023 bersama Pepsodent di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ditulis Rabu, (13/9/2023).

“Bakteri ini memfermentasi sisa karbohidrat pada gigi menjadi asam, dan membuat lapisan gigi lebih rentan berlubang,” sambungnya.

Konsumsi Gula Bikin Gigi Berlubang

Usman menambahkan, sebuah studi turut mengungkapkan jikalau orang yang setiap hari mengonsumsi satu sampai dua porsi minuman berpemanis, maka risiko gigi berlubangnya meningkat sebanyak 31 persen.

Namun, Usman memahami bahwasanya fakta tersebut tidak bisa membuat seseorang harus menghindari gula sepenuhnya. Untuk itu, jika memang mau mengonsumsi gula, penting untuk sikat gigi dengan benar.

“Kita tentu tidak bisa sepenuhnya menghindari gula karena fungsinya sebagai sumber energi dan pendorong fungsi kerja otak, tapi konsumsinya harus dibarengi perilaku menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, dan rutin berkonsultasi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali,” kata Usman.

Sempat ramai beredar video testimoni seseorang yang mengklaim bahwa bensin dapat mengobati sakit gigi. Klaim ini didasarkan pengalaman pribadi si pembuat video. Bagaimana kebenaran faktanya?