Kenali Apa Itu Pareidolia, Fenomena Melihat Wajah Pada Benda Mati

Menurut Carl Sagan, seorang kosmolog dan penulis Amerika, pareidolia adalah mekanisme bertahan hidup. Dalam bukunya tahun 1995, The Demon-Haunted World – Science as a Candle in the Dark, dia menulis bahwa kemampuan untuk mengenali wajah dari kejauhan atau dalam jarak pandang yang buruk adalah teknik bertahan hidup yang penting.

Sementara naluri ini memungkinkan manusia untuk langsung menilai apakah orang yang mendekat adalah teman atau musuh, Sagan mencatat bahwa hal itu dapat menyebabkan beberapa gambar acak atau pola cahaya dan bayangan yang salah ditafsirkan sebagai wajah.

Begitu Anda menemukan wajah pada benda-benda ini, tidak mungkin untuk melihatnya lagi tanpa adanya mata dan mulut.

“Inilah salah satu ciri ilusi, yaitu ada kecenderungan luar biasa untuk merumuskannya dalam pikiran dan sangat sulit untuk berhenti memikirkannya,” Bruce Hood, penulis The Self Illusion: How the Social Brain Creates Identitas mengatakan kepada BBC.

Pareidolia bisa sangat menggugah, terutama jika seseorang percaya pada keajaiban, kata ahli saraf Sophie Scott, dari University College London, kepada BBC.

“Ini adalah demonstrasi betapa kuatnya efek persepsi. Kami benar-benar ingin melihat hal-hal seperti wajah, mendengar suara, dan sistem persepsi kami akan mulai melakukan itu,” tambahnya.

(Adelina Wahyu Martanti)