Penyakit cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae.
Cacar monyet merupakan penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Namun, bisa juga menular antar manusia. Penularan pada manusia terjadi karena kontak fisik yang dekat.
“Jika seseorang dengan cacar monyet memiliki luka di kulitnya dan kulitnya bergesekan dengan kulit orang lain, itu bisa menularkan penyakitnya. Semakin dekat kontak dan semakin lama durasi kontak, semakin besar kemungkinan penularan terjadi,” kata pakar dari Johns Hopkins Center for Health Security in Baltimore, Amesh A Adalja.
Saat terinfeksi, masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari. Bahkan ada juga yang bisa 5 sampai 21 hari.
Lalu, muncul gejala yang terdiri dari dua tahapan. Pertama disebut dengan gejala awal. Gejala ini berlangsung satu sampai tiga hari dengan demam tinggi di atas 38 derajat Celsius.
“Kemudian sakit kepala yang luar biasa. Nah, serupa yang terjadi seperti cacar lain, yaitu adanya pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, lalu ke badan. Dari ketiak ke selangkangan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohamad Syahril.
Gejala pembesaran kelenjar getah bening terjadi pada fase awal dari satu sampai tiga hari setelah terinfeksi virus cacar monyet.
Kemudian gejala berlanjut ke fase erupsi yang merupakan paling infeksius. Ditandai dengan kemunculan ruam-ruam cacar di kulit, terutama di muka yang mulai menyebar ke tangan. Namun, bakal sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu.
“Dibutuhkan tiga minggu sampai ruam atau lesi hilang. Dan sebenarnya (cacar monyet) bisa sembuh sendiri ya dengan ditandai rontoknya ruam-ruam atau lesi-lesi tadi. Sebagian menimbulkan bekas seperti bopeng, tapi itu bisa sembuh sendiri,” kata Syahril.