Liputan6.com, Jakarta – Konflik berlarut antara Israel dan Hamas membuat Presiden AS Joe Biden angkat bicara. Baru-baru ini, Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa menduduki Gaza akan menjadi kesalahan besar.
“Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa saya pikir adalah kesalahan besar bagi mereka untuk berpikir bahwa mereka akan menduduki Gaza,” kata Biden pada konferensi pers di San Francisco mengutip Al Jazeera, Kamis (16/11/2023).
“Menurutku itu tak berhasil,” tambahnya.
Sebelumnya, di awal bulan ini Netanyahu mengatakan bahwa setelah perang, Gaza harus didemiliterisasi, dideradikalisasi, dan dibangun kembali. Dan bahwa Israel perlu membentuk pemerintahan sipil untuk memerintah wilayah tersebut, yang telah dijalankan oleh Hamas sejak tahun 2006.
Pemimpin Israel mengatakan tidak ada rencana untuk “menduduki” Gaza, meskipun banyak yang menganggap sebaliknya. Pasalnya, Israel memiliki kendali penuh atas perbatasan, wilayah udara dan perairan Gaza meskipun telah secara resmi menarik pasukan dan pemukimnya pada tahun 2005.
Biden juga sempat menyinggung soal serangan Israel yang berdampak pada fasilitas kesehatan di Gaza termasuk Rumah Sakit al-Shifa.
Biden mengatakan dia juga telah berdiskusi dengan para pemimpin Israel tentang perlunya kehati-hatian dalam mengambil tindakan di sekitar rumah sakit. Diketahui bahwa rumah sakit tersebut tak luput jadi sasaran lantaran menurut Israel, RS itu digunakan sebagai markas militer kelompok bersenjata Palestina, Hamas.
Namun, pejabat rumah sakit dan Hamas, yang menguasai Gaza, membantah klaim tersebut.
Presiden AS, Joe Biden dikecam sejumlah rekan separtainya, Partai Demokrat, karena dukungan pemerintah Biden ke Israel. Dengan jumlah korban yang terus bertambah dan belum ada seruan gencatan senjata dari AS, popularitas Biden di kalangan Arab-Amerik…