Mohammad Syahril menegaskan, teknologi wolbachia sudah terbukti dilakukan di sejumlah negara di dunia. Sebut saja, Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuathu, Mexico, Kiribathi, New Caledonia, Sri Lanka.
Selain itu, wolbachia juga tidak ada risiko perubahan genetik nyamuk karena bakteri wolbachia merupakan bakteri alami pada serangga.
“Bukti beberapa negara dilakukan juga sudah ada. Bakteri wolbachia adalah bakteri alami yang ada juga di beberapa serangga selama ini, sehingga tidak ada risiko terkait (perubahan) genetik,” tegas Syahril.
“Sudah ada juga studi faktor risiko yang dilakukan peneliti.”
Sebelumnya, uji coba penyebaran nyamuk ber-wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022. Hasilnya, di lokasi yang telah disebar Wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, dan menurunkan proporsi dirawat di rumah sakit sebesar 86 persen.