Para pejabat Hamas mengutip sumber-sumber ketegangan yang sudah lama ada antara Israel dan Palestina, termasuk perselisihan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa yang sensitif, yang merupakan tempat suci bagi umat Islam dan Yahudi dan tetap menjadi jantung emosional konflik Israel-Palestina.
Klaim yang saling bersaing atas situs tersebut, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, telah berkembang menjadi kekerasan sebelumnya, termasuk perang berdarah 11 hari antara Israel dan Hamas pada tahun 2021.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok agama nasionalis Israel – seperti Ben-Gvir, menteri keamanan nasional – telah meningkatkan kunjungan mereka ke kompleks tersebut. Pekan lalu, saat festival panen Yahudi di Sukkot, ratusan Yahudi ultra-Ortodoks dan aktivis Israel mengunjungi lokasi tersebut, memicu kecaman dari Hamas dan tuduhan bahwa orang-orang Yahudi berdoa di sana dan melanggar perjanjian status quo.
Pernyataan Hamas juga mengutip perluasan pemukiman Yahudi di tanah yang diklaim Palestina sebagai negara masa depan mereka dan upaya Ben-Gvir untuk memperketat pembatasan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Ketegangan Meningkat
Baru-baru ini, ketegangan meningkat seiring dengan protes keras warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza. Dalam negosiasi dengan Qatar, Mesir dan PBB, Hamas telah mendorong konsesi Israel yang dapat melonggarkan blokade yang telah berlangsung selama 17 tahun di wilayah tersebut dan membantu menghentikan krisis keuangan yang semakin parah yang telah mempertajam kritik publik terhadap pemerintahan Hamas.
Beberapa analis politik menghubungkan serangan Hamas dengan perundingan yang ditengahi AS mengenai normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Sejauh ini, laporan mengenai kemungkinan konsesi kepada Palestina dalam perundingan hanya melibatkan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, bukan Gaza.
“Kami selalu mengatakan bahwa normalisasi tidak akan mencapai keamanan, stabilitas, atau ketenangan,” kata Bassem Naim, seorang pejabat senior Hamas, kepada AP.