Di sisi lain, Chris Martin memang tak secara gamblang menyatakan sikapnya terhadap penderitaan yang sedang menimpa warga Palestina. Meski bukan rahasia lagi bahwa Coldplay sudah mendukung Palestina sejak 2011.
Namun, yang dilakukan Chris Martin adalah dengan sedikit menyinggung isu sosial hingga kemanusiaan.
Hal ini bermula saat Coldplay menampilkan lagu Sparks. Usai melantunkan lagu dari album Parachutes (2000), Chris Martin memberikan komentar terkait isu sosial, terorisme, hingga kemanusiaan di hadapan puluhan ribu penonton.
Tak cukup sampai di situ, dia juga mengungkapkan bahwa berbagai hal yang terjadi di dunia saat ini cukup membuat bandnya merasa resah, sedih dan empati.
“Saat ini ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia yang membuat kami sangat khawatir, membuat kami penuh dengan empati, penuh dengan perasaan seperti apa yang semua orang rasakan di seluruh dunia seperti di Timur Tengah, di Kongo, dan berbagai negara lainnya,” ujar Chris.
“Kami sebagai band sangat beruntung kemana pun kami pergi kami bisa menyatukan orang-orang, bernyanyi bersama, berinteraksi, tidak ada perkelahian satu sama lain,” Chris Martin melanjutkan.
Lebih lanjut Chris Martin mengatakan bahwa dirinya dan para personel lain tidak mendukung apapun bentuk terorisme, penindasan hingga penjajahan.
“Sebagai sebuah band, kami tidak percaya pada terorisme, atau penindasan, atau pun penjajahan. Kami percaya setiap orang berhak untuk menjadi dirinya sendiri,” pungkas Chris.