Liputan6.com, Jakarta – Stroke kerap dianggap sebagai penyakit orang tua atau lanjut usia (lansia). Padahal, stroke bisa pula terjadi pada kelompok usia muda atau usia produktif.
Menurut dokter spesialis saraf RS EMC Pekayon Astrid Ayodya Pattinama, stroke pada usia muda kini sering terjadi.
“Sekarang ini sangat sering terjadi kasus stroke usia muda. Kalau menurut penelitian, ada 10 sampai 15 persen,” ujar Astrid dalam Healthy Monday Liputan6.com, Senin (30/1/2023) sekaligus menyemarakkan Hari Stroke Sedunia 2023.
Dia menambahkan, penyebab stroke pada usia produktif cukup beragam.
“Bisa dari adanya kelainan jantung, kelainan pembuluh darah, bisa juga dari pola hidup yang buruk, aktivitas fisik yang sangat kurang. Itu sangat memengaruhi stroke-stroke yang terjadi di usia produktif sekarang ini,” katanya.
Penyebab atau faktor risiko stroke pada usia muda ada yang bisa dimodifikasi, ada pula yang tidak, lanjut Astrid. Contoh yang tak bisa dimodifikasi adalah faktor usia, ras, dan jenis kelamin. Sementara yang bisa dimodifikasi contohnya adalah gaya hidup, aktivitas fisik, dan obesitas.
Mencegah Stroke pada Usia Muda
Untuk mencegah stroke pada usia muda, imbuh Astrid, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui faktor risiko yang diidap.
Setelah mengetahui faktor risiko yang diidap, maka penanganan terhadap faktor risiko tersebut perlu dilakukan dengan baik.
“Misalkan kalau kita tahu bahwa kita punya hipertensi, berarti kita harus cek berkala hipertensinya. Dan bila memang sudah mengidap hipertensi artinya kita harus melakukan pengobatan terhadap hipertensinya,” ucap Astrid.
Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama. Data Riskesdas bahkan menunjukkan, peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 penduduk pada 2007 menjadi 12,1 per 1.000 penduduk pada 2013.