Pada Oktober 2022, Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Lucia Rizka Andalucia mengatakan, agenda transformasi kesehatan saat ini terus ditingkatkan di Indonesia, khususnya di bidang teknologi kesehatan melalui bioteknologi pengurutan genom (gene pengurutan).
“Pada manusia, gen adalah yang paling jelas terlihat. Seseorang akan bisa melihat, misalnya, apakah janin yang berkembang saat hamil membawa gen yang baik atau tidak. Apakah ada gen yang membawa potensi cacat atau penyakit atau merupakan gen positif,” ujar Rizka dalam wawancara berjudul, Genomic Revolution in Indonesia.
“Di sini, pengembangan berbasis genom dikembangkan menjadi teknologi yang menjanjikan, baik untuk diagnosis atau pengobatan maupun untuk potensi penyakit atau masalah lain di masa depan.”
Obat Presisi Eranya
Menurut Rizka, setiap individu memiliki genetik yang berbeda. Ia mencontohkan, dua orang yang mendapat pengobatan kanker diberi obat X dan pengobatan yang sama. Padahal, secara genetik dia berbeda.
Kedepannya, penanganan untuk kedua orang tersebut mungkin akan berbeda.
“Sekarang kan jamannya obat presisi. Jadi, belum tentu seseorang mendapat obat atau dosis yang sama,” jelas Rizka.
“Sebab, terkadang ada efek samping yang lebih buruk atau tidak diharapkan. Dengan sekuen genom tersebut, setiap orang bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.”