Liputan6.com, Jakarta – Beberapa anak terkadang mengikuti apa yang dilakukan oleh orangtuanya, meski hal buruk sekali pun.
Ketika tidak sengaja menampilkan hal buruk pada si Kecil, baik ayah maupun ibu kerap merasa bersalah dan takut hal itu justru akan memengaruhi karakter dan memori anak di masa depan. Agar hal buruk tidak terjadi, bisakah memori yang sudah terekam itu dihapus?
Menurut pakar dan Certified Positive Discipline Parent Educator, Damar Wahyu Wijayanti, setiap kenangan diri dan kehidupan yang terekam dalam otak seseorang itu disebut core memory atau autobiografical memory.
Artinya, kenangan buruk atau baik akan terekam dan tersimpan di core memory.
Lalu, core memory pada dasarnya tidak bisa dihapus. Namun, orangtua bisa membantu anak untuk memaknai ulang sebuah kenangan.
“Sebenarnya memori yang sangat diingat oleh anak itu sulit dihapuskan. Namun, kita bisa membantu anak memaknai memori tersebut,” kata Damar dalam acara yang digelar oleh Parentalk di Jakarta pada Rabu, 15 November 2023.
“Memaknai ulang ini berarti kita membantu anak untuk melihat konteks yang lebih besar pada saat itu. Sebab, bisa jadi yang tersimpan di memori hanya sepotong saja, misal saat bapak marah,” Damar menambahkan.
Peran orang tua dalam hal ini membantu anak untuk pemaknaan baru atas sepenggal memori yang diingat. Sehingga yang pada awalnya memori buruk, menjadi positif.