Liputan6.com, Jakarta – Pada cuaca panas ekstrem seperti sekarang ini individu rentan mengalami heat stroke. Oleh karena itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menyarankan agar meningkatkan asupan air minum hingga 3 liter sehari.
“Secara umum, jumlah konsumsi ari memang disebutkan 8 sampai 10 gelas per hari, tetapi dengan kondisi dehidrasi yang saat ini banyak terjadi, kita harus bisa meningkatkan sampai 3 liter per hari,” kata Ari di Kampus UI, Senin (30/10), dilansir Antara.
Ari menjelaskan, anjuran minum tersebut juga tergantung pada aktivitas yang dijalani seseorang. Jika sering berada di luar ruangan dan terpapar panas, apalagi sampai berkeringat, jumlah cairan di dalam tubuh juga harus ditingkatkan.
Dehidrasi, kata Ari, menjadi masalah utama yang akan terjadi pada orang yang terpapar suhu tinggi. Pada keadaan dehidrasi, seseorang akan mengalami kekurangan cairan, merasa haus, serta kulitnya menjadi kering dan sensitif sehingga bisa menimbulkan iritasi dan reaksi alergi.
“Kondisi panas ini tentunya patut diwaspadai masyarakat karena dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius,” ujarnya.
Efek kesehatan akibat tekanan panas pada seseorang bisa berupa gangguan fungsi organ tertentu dan mengakibatkan berbagai jenis heat-related illness atau gangguan terkait panas. Jenis heat-related illness yang paling berbahaya adalah heat stroke atau sengatan panas.
Ari mengatakan, kondisi heat stroke bahkan bisa menyebabkan seseorang mengalami kurang kesadaran.
“Tekanan panas yang tinggi ini bisa menyebabkan heat stroke, sebuah kondisi di mana orang akan mengalami dehidrasi, kekurangan cairan, kering, dan bisa sampai menyebabkan kurang kesadaran.”