Liputan6.com, Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan meluncurkan kolaborasi transformasi mutu layanan.
Kolaborasi ini dijalin dengan sejumlah pihak seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), organisasi profesi dan berbagai pihak lain. Tujuannya, menciptakan layanan yang mudah, cepat, dan setara.
Salah satu upaya yang diciptakan dari kolaborasi ini adalah adanya kemudahan layanan BPJS Kesehatan di rumah sakit apung (RSA). Kini, pasien yang datang ke rumah sakit apung bisa menggunakan BPJS Kesehatan untuk meng-cover biaya penanganan. Misalnya, rumah sakit apung besutan dr. Lie Dharmawan yang melayani masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya.
“Salah satu langkah nyata yang telah diambil BPJS Kesehatan adalah peningkatan akses layanan kesehatan bagi peserta jaminan kesehatan nasional (JKN), terutama bagi masyarakat yang berada di Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan yang Memenuhi Syarat (DBTFMS),” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam peluncuran kolaborasi transformasi mutu layanan di Jakarta Pusat, Senin (2/10/2023).
“Kerja sama dengan rumah sakit apung/bergerak telah memberikan solusi untuk memastikan bahwa masyarakat di daerah-daerah terpencil pun dapat merasakan manfaat layanan kesehatan yang memadai. Ini hanyalah salah satu contoh dari upaya nyata BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan yang inklusif,” tambahnya.
BPJS Kesehatan mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir. Hal ini tentunya berdampak pada tarif iuran peserta BPJS. Lantas, akankah tarif iuran BPJS Kesehatan naik di tahun 2024. Simak wawancara bersama Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti…