Berkaitan dengan pembangunan keluarga, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, dewasa ini, keluarga menghadapi berbagai macam tantangan.
Permasalahan pada keluarga ditemui sejak usia dini sampai usia lansia.
Hal itu dijelaskannya saat menyampaikan pidato kunci pada kegiatan Rapat Koordinasi Nasional bertemakan “Posisi iBangga tahun 2022 untuk Membangun Komitmen Bersama” di Jakarta pada Kamis (24/8/2023).
Muhadjir menyampaikan, permasalahan keluarga dimulai dari usia dini, yakni masih terdapat 21,6 persen balita stunting sedangkan target pengentasan stunting pada tahun 2024 adalah 14 persen.
Kemudian, permasalahan pada usia pemuda/usia produktif, masih adanya perkawinan dini di bawah usia 16 tahun, dan akses pendidikan tinggi di kalangan pemuda yang masih cukup rendah, dan masalah penyimpangan perilaku remaja.
Lalu permasalahan pada tahap kehidupan lansia, yang mana saat ini Indonesia sudah memasuki struktur penduduk tua (aging population) yang ditandai dengan terus meningkatnya persentase penduduk lanjut usia hingga mencapai 10,48 persen dari penduduk Indonesia sejak tahun 2022.
Pastikan Akses Keluarga Pendidikan sampai Sanitasi
Permasalahan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem juga masih menjadi momok yang menghantui keluarga Indonesia. Dukungan untuk pengurangan kemiskinan bagi keluarga juga perlu diperkuat melalui pemenuhan kebutuhan dasar, akses keuangan dan literasi digital serta keberlangsungan pendidikan.
Selain itu tetap perlu menjaga religiusitas, keharmonisan hubungan dalam keluarga, kualitas pola asuh anak, serta layanan publik.
“Pembangunan keluarga harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu untuk dapat memastikan akses keluarga terhadap pendidikan, kesehatan, gizi dan sanitasi yang layak, ketersediaan air bersih dan makanan beragam benar-benar terjamin,” jelas Muhadjir.