Liputan6.com, Jakarta – Sosialisasi dan edukasi terkait stunting dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain film dan video pendek. Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.
Ia mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bekerja sama memproduksi video dan film tentang stunting untuk dipublikasikan di platform milik Produksi Film Negara (PFN).
Menurut Hasto, BKKBN dan PFN harus selalu berinovasi mengikuti perkembangan terkini terkait isu keluarga dan masalah stunting. Ia mencontohkan film Unyil yang berhasil mendapat tempat di hati penontonnya.
“Terinspirasi dari film Unyil yang digandrungi anak-anak, kita harus berpikir keras bagaimana kita bisa menciptakan sesuatu yang ada di hati keluarga, bukan hanya di hati anak-anak,” kata Hasto mengutip keterangan pers, Rabu (12/7/2023).
Ia pun berharap PFN bisa memunculkan tokoh-tokoh sukses lainnya seperti Unyil. Hasto menginginkan produk yang dihasilkan PFN-BKKBN berlandaskan pada tiga filosofi Jawa, yaitu tuntunan, tontonan, dan ketertiban.
“Pemandu memberikan edukasi, pertunjukan menjadi hiburan, dan tata tertib menyampaikan aturan yang ada aturannya,” kata Hasto.
kata Dewan PFN
Senada dengan Hasto, Dewan Pengawas PFN Rosarita Niken Widiastuti mengatakan PFN siap bekerjasama dengan BKKBN untuk menyediakan platform sosialisasi PFN.
“Jadi, apapun materinya, apapun medianya, kami bisa menyiarkannya. Kami ingin berkolaborasi dengan teman-teman di BKKBN untuk menghasilkan informasi yang sangat dibutuhkan seperti isu stunting,” ujar Rosarita.
Dalam debat cawapres, Ma’ruf Amin mengungkapkan betapa pentingnya ASI, terutama bagi penderita stunting.