Berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), tingkat kanker di seluruh dunia terus meningkat dengan 18,1 juta kasus kanker baru dan 9,6 juta kematian akibat kanker pada 2018. Di Eropa, kanker payudara dan kanker prostat mendominasi masalah kesehatan akibat kanker dengan 13,5% dan 12,6% dari kasus yang baru terdiagnosis 2018.
Terdapat beberapa faktor risiko kanker yang terkait dengan hormon dan berkorelasi dengan gaya hidup seperti pola makan, merokok, berat badan, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Selain itu, berdasarkan jurnal yang dipublikasikan Pubmed berjudul ‘Bisphenol-A exposure and risk of breast and prostate cancer in the Spanish European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition study’ menyebut bahwa BPA merupakan zat yang dapat mengganggu endokrin dan bisa memicu kanker terjadi.
Peningkatan tersebut salah satunya bisa dihubungkan dengan BPA yang terus diproduksi secara luas untuk pembuatan plastik polisulfon dan polikarbonat, polimer dan resin epoksi, serta kertas termal. BPA juga menjadi salah satu bahan kimia dengan volume produksi tertinggi di dunia hingga 5 juta ton/per tahun secara global.
Dengan kata lain, angka yang besar tersebut menunjukkan bahwa keberadaan BAP merata di lingkungan dan yang pasti paparan terhadap manusia terjadi terus-menerus. Akibatnya, BPA telah terdeteksi dalam urin di hampir 90% orang dewasa dan anak-anak, serta dalam serum populasi umum, wanita hamil, plasenta, ASI, dan cairan ketuban pada wanita hamil.
Paparan terhadap BPA itu terjadi melalui beberapa jalur, seperti makanan, pekerjaan, dan kontak dengan bahan, jenis plastik, dan alat medis. Akan tetapi, jalur utama paparan BPA adalah melalui makanan, karena banyak kemasan makanan yang mengandung BPA.
(*)