Penny menambahkan, melihat potensi risiko kanker serviks, maka Indonesia sangat perlu menuju pada kemandirian vaksin dan aksesnya.
“Perlu sekali kita menuju kepada kemandirian terhadap akses dan vaksinnya ini. Jadi Badan POM dalam hal ini mendampingi mulai dari pendampingan evaluasi untuk mendapatkan izin edarnya,” jelas Penny.
Berdasarkan hasil uji klinik yang sudah dilakukan, Badan POM menemukan bahwa vaksin ini efektif untuk mencegah kanker serviks.
“Berdasarkan hasil uji klinik yang sudah dilakukan menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi, tadi sudah disampaikan hampir 100 persen. Dan jangka waktunya panjang untuk mencegah (kanker).”
Vaksin ini akan diproduksi dari hulu ke hilir di dalam negeri, mulai dari bahan baku hingga produk jadinya.
“Itu adalah aspek kemandirian yang selalu kita bangun untuk kita bisa mempunyai produksi dalam negeri untuk obat dan vaksin, untuk pencegahan kanker serviks yang sangat berisiko tinggi,” ucap Penny.