Liputan6.com, Jakarta – Usai hamil dan melahirkan, tak sedikit wanita yang mengalami perubahan kondisi psikologis. Kerap kali, wanita dianggap jadi lebih sensitif dan emosional dalam bersikap ketika menghadapi fase satu ini.
Psikolog klinis dewasa Nuran Abdat Management yang berpraktik di Brawijaya Clinic Kemang & RS UMMI Bogor, Nuran Abdat mengungkapkan bahwa baby blues adalah kondisi yang dialami oleh 80 persen wanita hamil dan melahirkan.
“Ibu yang memang sedang hamil dan harapannya melahirkan dengan sehat, mereka ini para ibu menurut penelitian biasanya akan memiliki kecenderungan menghadapi kasus yang namanya baby blues, sebelum masuk ke Postpartum Depression,” ujar Nuran dalam media briefing yang dilakukan bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ditulis Jumat, (11/8/2023).
“Ternyata sekitar 80 persen wanita hamil dan melahirkan itu justru menghadapi kondisi baby blues yang lebih banyak,” sambungnya.
Baby Blues Itu Apa?
Nuran menjelaskan, baby blues menjadi cikal bakal dari terjadinya Postpartum Depression (PPD) dan bisa meningkatkan risiko terjadinya PPD.
“Baby blues ini ternyata adalah cikal bakal atau kemungkinan-kemungkinan seseorang dapat menghadapi Postpartum Depression. Artinya baby blues bisa meningkatkan potensi ibu hamil atau melahirkan untuk memunculkan PPD,” kata Nuran.
Berdasarkan pemaparan Nuran, Postpartum Depression risikonya meningkat hingga tiga kali lipat jika ibu hamil mengalami baby blues.
“PPD sendiri ternyata paling banyak dialami sekitar 20 persen dari wanita hamil dan melahirkan. Hanya, perhatikan nih, jangan sampai terlena dengan kata 20 hanya persen, yang terlihat hanya 20 persen. Berpotensi lagi untuk berkembang kelak jadi gangguan mental yang lebih dalam lagi,” ujar Nuran.
Ibu yang terkena kanker payudara tidak dilarang menyusui tapi sebaiknya dihentikan. Simak penjelasan selengkapnya berikut.