Nuryani menjelaskan, setiap tahun antraks masih bermunculan di Indonesia. Hanya saja, biasanya kasus antraks tergolong sporadis, tidak sampai menjadi endemik.
“Tiap tahun ada kasus (antraks) yang sporadis, tidak endemik. Di daerah tertentu tentunya karena sporanya hanya ada di daerah tertentu saja. Ketika ada faktor risiko, spora ini akan aktif kembali menginfeksi,” ujar Nuryani.
Kabar baiknya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan penularan antraks agar tidak terus terjadi.
Menurut Nuryani, pencegahan dan pengendalian penyakit ini dapat dilakukan di sumbernya, yakni dengan vaksinasi di daerah endemis anthrax, pengendalian lalu lintas, dan pemusnahan hewan yang tertular.