Liputan6.com, Jakarta – Angka menyusui dan pemberian ASI eksklusif di beberapa negara mengalami kemajuan signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Namun, kemajuan yang lebih besar dimungkinkan ketika menyusui dilindungi dan didukung, khususnya di tempat kerja.
Memperingati Pekan Menyusui Sedunia yang jatuh pada 1 hingga 7 Agustus, UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan perlunya dukungan menyusui yang lebih besar di semua tempat kerja. Tujuannya, mempertahankan dan meningkatkan kemajuan tingkat menyusui secara global.
Ini sejalan dengan tema Pekan Menyusui Sedunia 2023 yakni “Let’s make breastfeeding at work, work.”
Dalam dekade terakhir, prevalensi pemberian ASI eksklusif telah meningkat sebesar 10 persen, menjadi 48 persen secara global. Negara-negara yang beragam seperti Filipina, Somalia, dan Vietnam telah mencapai peningkatan besar dalam angka menyusui. Ini menunjukkan bahwa kemajuan dapat dicapai jika menyusui dilindungi, dipromosikan, dan didukung.
Namun, untuk mencapai target global 2030 sebesar 70 persen, hambatan yang dihadapi perempuan dan keluarga untuk mencapai tujuan menyusui harus segera diatasi.
“Tempat kerja yang mendukung adalah kuncinya. Bukti menunjukkan bahwa tingkat menyusui menurun secara signifikan bagi perempuan ketika mereka kembali bekerja. Dampak negatif tersebut dapat dibalik ketika tempat kerja memfasilitasi para ibu untuk terus menyusui bayinya,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom dalam keterangan resmi, Selasa (1//8/2023).
Dalam debat cawapres, Ma’ruf Amin ungkap betapa pentingnya air susu ibu khususnya bagi penderita stunting.