Liputan6.com, Jakarta – Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies. Umumnya virus ini menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan seperti anjing yang terpapar virus tersebut.
Rabies disebut parah bila muncul gejala khas seperti takut air (hidrofobia) dan takut udara (aerofobia). Jika gejala tersebut muncul, maka angka kematian bisa dikatakan 100 persen karena hingga saat ini belum ada obatnya.
“Tapi kalau luka akibat gigitan anjing tapi lukanya langsung dibersihkan, lalu mendapat vaksin rabies, dijamin 100 persen tidak tertular rabies,” kata dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr tersebut. . TC Hillers Maumere, Asep Purnama, dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk dikutip Rabu (28/6/2023).
Asep juga menjelaskan gambaran klinis orang yang positif rabies. Menurutnya, setelah seseorang digigit anjing penderita rabies, ada masa inkubasi sekitar 20 hingga 90 hari untuk virus masuk ke dalam tubuh dan belum menimbulkan gejala.
Kemudian, gejala seperti:
Panas Mati rasa di area luka Gatal.
Setelah itu, satu sampai dua hari, muncul gejala neurologis yang akut dan khas, yaitu takut air dan takut udara. Ketika sudah pada tahap ini, tidak bisa tertolong atau fatal.
“Sudah dijelaskan oleh dr. Asep, gigitan rabies memiliki resiko kematian, namun dapat diatasi dengan vaksinasi yang tidak hanya untuk hewan. Manusia juga perlu divaksinasi untuk membangkitkan daya tahan tubuh, sehingga dapat mengatasi virus rabies. Vaksin rabies bisa didapatkan di fasilitas kesehatan,” ujar Franchise Manager Travel-Endemic Vaccines PT Kalventis Sinergi Farma, Dhimas Sagietha Hariandhana.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyebutkan ada 4 kasus kematian akibat rabies. Kasus kematian keempat ada di Kabupaten Badung. Total kasus gigitan anjing di Bali sejak Januari 2023 hingga hari ini mencapai 19.035 kasus. Tapi pasti tidak…