Liputan6.com, Jakarta – Siklus menstruasi wanita bisa mengalami perubahan dalam periode waktu tertentu. Perubahan itu umumnya terjadi ketika wanita sudah memasuki fase menopause.
Namun, selain itu, siklus menstruasi juga bisa mengalami perubahan saat wanita berada pada masa transisi menuju menopause atau yang lebih dikenal dengan sebutan perimenopause.
Berdasarkan keterangan yang dikutip dalam laman Kementerian Kesehatan RI, fase perimenopause dapat berlangsung dalam kurun waktu beberapa tahun sebelum menopause terjadi.
Fase perimenopause disebut-sebut dapat dimulai saat wanita berada di usia 40 tahun, atau lebih awal. Perimenopause sendiri lebih sering disebut sebagai masa transisi sebelum fase menopause sepenuhnya terjadi, dan diperkirakan bisa bertahan sekitar tujuh tahun.
Lantas, perubahan siklus menstruasi seperti apa saja yang bisa terjadi ketika fase perimenopause? Berikut beberapa di antaranya.
1. Frekuensi Menstruasi Menurun
Menurut dokter obgyn di Seattle, Rebecca Dunsmoor-Su, perimenopause lebih sering ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak lagi teratur atau menurun.
“Perimenopause adalah masa yang ditandai dengan haid tidak teratur, yang biasanya lebih jarang,” kata Rebecca mengutip Health pada Rabu, (23/8/2023).
Pendapat selaras diungkapkan oleh dokter obgyn sekaligus pendiri Walk In GYN Care, New York, Adeeti Gupta. Menurutnya, perimenopause turut berkontribusi dalam membuat menstruasi terjadi dengan lebih cepat dan lebih ringan.
“Itu (perimenopause) dapat menyebabkan menstruasi yang lebih cepat dan lebih ringan,” ujar Adeeti.
Polikistik ovarium (PCOS) adalah penyakit ketika ovum atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara normal akibat ketidakseimbangan hormon. Hal ini dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur serta menyebabkan kemandulan. Berikut 5…