Liputan6.com, Jakarta Nyeri dada umum dialami dalam kehidupan sehari-hari. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Cibubur, Sandi Sinurat, tidak semua nyeri dada mengindikasikan penyakit berat.
“Nyeri dada dapat disebabkan oleh berbagai hal dari yang sifatnya ringan hingga berat,” ujar Sandi mengutip keterangan pers, Rabu (4/10/2023).
Nyeri dada yang tergolong serius adalah nyeri yang disebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung (pembuluh darah koroner). Ini disebut pula sebagai penyakit jantung koroner (PJK).
Seperti diketahui, PJK adalah suatu penyakit yang dapat berakibat fatal seperti meninggal mendadak bila tidak dikenali lebih dini atau bila tidak ditangani dengan baik.
Maka dari itu, masyarakat perlu mengenali nyeri dada ringan dengan nyeri dada yang disebabkan PJK. Pasalnya, nyeri dada PJK memiliki karakteristik tersendiri seperti:
Nyeri dada berada di sebelah kiri.
Rasanya seperti ditekan beban berat.
Dapat disertai penjalaran nyeri hingga ke leher, bahu, punggung hingga lengan kiri.
Keluhan nyeri dada dapat disertai keringat dingin.
Nyeri dada dapat disertai mual muntah maupun keluhan seperti berdebar dan sesak napas.
Jika gejala-gejala ini muncul, maka sebaiknya konsultasi dengan dokter. Terlebih jika memiliki keluhan nyeri dada yang terjadi saat aktivitas maupun istirahat yang dirasakan semakin berat seiring berjalannya waktu. Dan memiliki riwayat faktor risiko penyakit jantung koroner seperti tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, kolesterol tinggi dan merokok.
Bukan hanya para orang tua yang sudah lanjut usia, penyakit jantung bisa menyerang siapapun. Simak obrolan berikut dalam Fimela Ask The Expert edisi Hari Jantung Sedunia. Let’s check this video!