Liputan6.com, Jakarta – Situs pemantau kualitas udara IQAir pada Minggu (13/8) pagi menunjukkan Indeks Kualitas Udara (AQI) di DKI Jakarta pada angka 170 dengan polusi dara PM2.5. Ini berarti kualitas udara di Ibu Kota masuk dalam kategori tidak sehat.
Diperkirakan, kondisi kualitas udara yang tidak sehat akan berlangsung hingga hari ini, Selasa (15/8).
Polusi udara berdampak negatif pada sistem pernapasan kita dan menyebabkan beberapa penyakit paru-paru seperti asma, bronkitis, dan kanker paru-paru.
Meskipun penting untuk mengurangi paparan polusi udara, ada juga beberapa pengobatan alami dan perubahan gaya hidup yang dapat membantu meningkatkan kesehatan paru-paru seperti disampaikan para ahli.
Berikut beberapa cara mengurangi dampak polusi udara pada para-paru Anda,dilansir GQ India.
1. Makan Makanan Anti-Peradangan
Menurut penelitian, makanan anti-inflamasi membantu meningkatkan fungsi paru-paru dengan mengurangi peradangan saluran napas dan meningkatkan aliran udara.
“Penting untuk mencegah masalah pernapasan yang disebabkan oleh polusi udara, karena dapat berkisar dari asma dan bronkitis kronis hingga kanker paru-paru. Meskipun tidak ada obat organik yang menjamin untuk mengatasi penyakit ini, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi paparan polusi udara dan melindungi paru-paru Anda. Salah satu langkah tersebut adalah mengonsumsi makanan antiradang organik seperti kunyit, jahe, dan kayu manis setiap hari,” kata Dr Sudharshan K S, konsultan pulmonolog di Rumah Sakit Fortis, Bengaluru.
“Tingkatkan asupan asam lemak omega-3 yang dapat membantu mengurangi peradangan pada paru-paru akibat polusi udara. Makanan tinggi omega-3 termasuk ikan berlemak seperti salmon dan sarden, kenari, biji chia, dan biji rami,” kata Prateek Kumar, pakar kebugaran, ahli gizi, dan pendiri FitCru.
Jakarta kembali mencatatkan tingkat polusi udara tertinggi di dunia pada Rabu (26/7/2023) dengan nilai indeks 168, yang berada dalam kategori tidak sehat.