Liputan6.com, Jakarta Idul Adha telah tiba, hari raya umat Islam ini sangat erat kaitannya dengan penyembelihan hewan kurban, baik sapi maupun kambing.
Banyaknya masakan yang terbuat dari daging merah membuat nafsu makan semakin meningkat. Hal ini tidak menjadi masalah selama konsumsinya tidak berlebihan.
Sebaliknya, jika dikonsumsi berlebihan, berpotensi memicu kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan timbunan lemak di pembuluh darah. Jika terus meningkat, maka akan menjadi endapan yang menyumbat aliran darah melalui arteri.
Serangan jantung atau stroke dapat terjadi jika endapan tiba-tiba pecah dan membentuk gumpalan.
Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal agar terhindar dari penyakit kolesterol setelah makan daging kurban. Hal-hal itu adalah:
Tonton Cara Memasak
Di Indonesia, daging kambing biasanya diolah menjadi menu tinggi lemak seperti gulai dan sate. Daging yang dicampur santan dimasak dengan suhu tinggi dalam waktu lama yang meningkatkan kandungan lemak dan kolesterol.
Pada menu sate, kolesterol tinggi berasal dari bumbu kacang dan minyak berlebih. Ditambah dengan olesan mentega yang digunakan saat membakar daging.
Saat memasak, potong semua lemak yang terlihat dari daging sebelum dimasak. Jika ingin mengolahnya menjadi menu sop, akan lebih baik jika daging dimasak sehari sebelumnya. Kemudian, lemak yang mengapung dari rebusan dan kaldu sup juga harus dibuang.
Sedangkan jika daging kambing giling diolah dengan cara dipanggang atau dipanggang, suhu ideal yang direkomendasikan Departemen Pertanian USDA adalah 71,1°C.
Untuk daging kambing mentah, masak dengan suhu internal minimum 62,8 °C diukur sebelum mengeluarkan daging dari sumber panas.
Untuk keamanan dan kualitas yang lebih baik, biarkan daging beristirahat setidaknya tiga menit sebelum dikonsumsi.
Daging kambing seringkali menjadi momok bagi sebagian orang yang sudah lanjut usia. Mengonsumsinya dipercaya dapat menyebabkan kolesterol tubuh meningkat. Namun dibalik itu, ada manfaat yang bisa didapatkan dari daging kambing, tentunya dengan porsi yang terkontrol.