Liputan6.com, Jakarta – Kucing yang berkelahi satu sama lain terkadang bisa mengganggu dan membuat pemiliknya ingin segera mengusirnya. Selain berisik, kucing adu juga bisa membuat malapetaka di sekitar.
Menurut para ahli, ada beberapa alasan kucing berkelahi satu sama lain, mulai dari perilaku agresif saat bermain.
Perkelahian antar kucing menunjukkan bahwa konflik telah mencapai titik di mana keduanya menunjukkan agresi langsung satu sama lain.
Dalam situasi ini, Anabul akan menggeram, mencakar, dan menggigit satu sama lain, dan tidak akan berhenti. Situasi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian pada salah satu kucing.
Lantas, apa penyebab kucing saling berkelahi dan bagaimana cara mengatasinya?
Agresi dalam Bermain
Ada kalanya permainan kucing berujung pada perkelahian. Menurut dokter hewan Hannah Hart, kucing cenderung agresif saat bermain dengan kucing lain jika mereka tidak cukup bersosialisasi sejak kecil.
Kurang bermain atau tidak diberikan kesempatan bermain yang sesuai juga berpotensi berdampak sama.
“Hal ini dapat menyebabkan cedera jika kucing yang agresif terlalu serius dalam menguntit, melompat, dan menggigit kucing lain,” kata Hart, seperti dilansir PetMD.
Sementara agresi waktu bermain lebih sering terjadi pada anak kucing, hal itu juga dapat terjadi pada kucing yang berusia di bawah 2 tahun dan tidak pernah memiliki teman bermain kucing lain.
Penting bagi pemilik untuk memahami perbedaan antara permainan yang benar dan perilaku bertarung.
Menurut Hart, tanda permainan yang baik adalah telinga mereka menghadap ke depan, gerakan tubuh mereka santai, mereka menggigit dan menggosok dengan lembut, dan mereka mengambil jeda kecil saat bermain.
Di sisi lain, kucing yang sedang bersiap-siap untuk berkelahi mungkin mengibas-ngibaskan ekornya, menutup telinganya, menggembungkan bulunya, atau memiliki pupil mata yang melebar. Jadi, tidak bermain sebagai anak kecil adalah salah satu alasan kucing berkelahi.